Pages

Selasa, 20 September 2011

Tanpa Definisi


by: Rina Oktaviyanthi S.

Cinta. Jika cinta perlu definisi, maka kalimat manakah yg mampu mewakilinya. Sementara banyak orang bilang, ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terjamah mata, namun mampu menembus ruang dan waktu semesta. Kadang tak bisa dimengerti indera, tapi kemudian semua pihak bersepakat bahwa cinta hanya bisa dirasa.

Ia perbincangan yg tak lapuk sepanjang umur dunia. Sebutan untuk berupa2 rasa dalam dada. Melodi yg tak mampu menggambarkan nada yg bergemuruh di dinding jiwa. Wakil dari suatu kekuatan tak terduga. Bisa menjelma seperti angin yg berembus pelan bahkan mewujud beliung atau topan, serupa air yg membanjir tak tertahan, tak ubahnya api yg nyalanya membahayakan namun membuat hangat keadaan, atau seumpama awan yg sendu tapi meneduhkan. Meski melimpah metafora tentang cinta dan tak ada satu pun arti yg menjadikannya mutlak, tapi kita masih bisa mencerna dari cara cinta bekerja.

Lihat bagaimana seorang ibu menjaga dan mengurusi buah hatinya tanpa jeda, itu adalah cara kerja cinta. Tengok ketika kening dan tubuh ayah penuh berpeluh mencari halalnya penghidupan org2 yg menjadi tanggungannya tanpa banyak kata, begitu pula cara kerja cinta. Perhatikan saat guru2 itu mendayagunakan keahliannya semampu mereka demi memahamkan siswa2nya, itu juga cara kerja cinta. Bagi mereka yg sudah menikah, cermati bagaimana pasangan jiwanya saling lapang terhadap berbagai kekurangan dan menjaga kehormatan masing2 keduanya, iya itupun cara kerja cinta.

Dan yg perlu disadari lebih dalam adalah cara kerja cinta Tuhan pada makhluk2NYA yg tanpa koma di hela nafas manusia. Bagaimana Tuhan menundukkan tanah untuk manusia bisa pijak dan berjalan2 di atasnya. Bagaimana Tuhan menenangkan air laut sehingga kapal2 itu mampu meluncur di antara samudera. Bagaimana Tuhan menjinakkan angin yg dengan perintahNYA kemudian mendorong awan untuk sampai pada tempat tujunya. Bagaimana Tuhan membentangkan langit dan menggumpalkan awan2 itu, kemudian menurunkan hujan melalui celah2nya. Bagaimana Tuhan menancapkan gunung2 sebagai pasak agar bumi tak bergoncang.

Ahh Tuhan, rupanya sungguh banyak cara kerja cintaMU pada kami ini. Tak akan sanggup rasanya bila menyebut satu2. Meski begitu, masih saja lisan ini lupa mendzikirkanMU.

Dan dari kesemua cinta yg mungkin mengisi ruang2 hati manusia, semoga cinta yg bekerja di dalamnya adalah untuk memenangkan iman, bukan mengekalkan syahwat dan mengikutkan syaithan. Cinta yg membuat takut pada annar yg nyalanya tak pernah padam, bukan yg menyesatkan akal bahkan mendurhakakan. Cinta yg melapangkan jiwa meski ditandangi uji berupa2, bukan yg malah membutakan mata, menulikan telinga, mengaburkan logika bahkan mempertaruhkan nyawa sia2 ketika kecewa. Bukan cinta platonik, cinta picisan, cinta sesaat apalagi cinta sesat. Tapi cinta yg dari Tuhan awalnya, kelak kesana pun akhirnya.

Lantas, akan dimuarakan kemanakah cinta yg kau punya? Jawabnya ada pada hatimu, maka tanyalah ia...

***

Ketika mencoba mencintai apa yg sedang dihadapi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar